Friday, August 31, 2012
melanjut perbincangan sore itu
untuk seorang kawan, yang telah menawarkan hajar-an.
hahahaa.
terima kasih tohokannya, kawan.
saya tidak semulia--sesuatu yang kau ucap sebagai kesombongan--itu. penegak idealisme? saya mah jauhh..
pun kau pasti telah membaunya.
saya lebih menilainya sebagai pelarian, sekadar pembenaran dari penolakan diri.
pernah suatu kali saya berujar pada adik saya, "di tengah hidup yang terlalu dipetakan oleh banyak orang, kendali yang saya punya hanya untuk bermalas-malasan. ndakyo musti saya lepas kendali yang cuma satu itu?"
mungkin memang begitulah, saya merasa terlalu abstrak. 'perlawanan' seringkali membuat saya merasa lebih 'berbentuk'. tapi tentunya kau pun telah mahfum, nyali saya melawan sebatas apa. mata kaki? tidak, lebih rendah dari itu.
'perlawanan', barangkali seperti bendera merah yang saya gunakan untuk menopengi bendera putih.
barangkali kau benar.
saya memang butuh dihajar, agar kemudian mampu menghajar.
supaya berasa penaklukan, bukan perdamaian. meski semuanya hanya perihal jabat tangan belaka.
dan sampai sekarang baru kau yang menawarkannya..
maka, mari..
untuk sesuatunya,
peluk cium dari saya yang masih juga sombong.
hahaha
Monday, August 13, 2012
hahahaa.
ijinkan saya terbahak. sudah tentu untuk meyembunyikan tangis.
ah, kamu pasti paham akan apa yang hendak saya tutupi.
toh baru kamu yang bisa membaca saya.
saya tak tahu, masih berlakukah 'terima kasih' di dunia kita.
sudahlah, apa pula peduli kita. karena jika pun masih, tak perlulah saya kabarkan.
sekedar mengganggu tidur manismu ini saya rasa telah mewakilkan segala kasih yang hendak saya kabarkan.
sekian dululah. sudah waktunya melakukan penawaran dengan ikarus.
teruslah berlayar dalam lelapmu, sudah berminggu tak kau nikmati rumah.
kita bicarakan rumitnya benar salah esok hari, saat semua sudah menjadi lebih sederhana. dan kita akan tertawa bersama, lagi. tawa yang tak harus saya beli.
nanti,
usai bahak yang harus saya perkeras ini terasa cukup.
Subscribe to:
Posts (Atom)