Monday, March 4, 2013

Ngalorngidul tentang kalian



Rasanya baru kemarin lusa kita berkumpul bersama di depan kelas. Ngalorngidul bersama tentang banyak hal--tumpukan tugas yang aduhai, kisah cinta yang terlalu uhuk untuk disimpan, mimpi besar masa depan, olok-olok yang tak pernah usai, atau sekadar menggombal tentang entah. Kita begitu fasih menertawakan segala hal. Mengunyah keluh selewat angin.
Ya, rasanya baru kemarin lusa.

Para bijak itu kerap berujar bahwa waktu adalah penipu ulung. Barangkali memang demikian adanya. Toh, hari ini kita dipaksa menyepakatinya. Ruang kelas telah begitu jauh tersimpan entah di bagian memori yang mana, ngalorngidul bersama telah menjelma serupa mulusnya kembali jalan di depan rumah saya--perkara yang rumit minta ampun.


Sampai hari ini hampir seluruh dari kita pernah memegang ijasah dengan nama kalian masing-masing. Sesuatu yang konon merupakan senjata untuk bertahan hidup kelak. Sesuatu yang hingga hari ini masih saya takuti.
Barangkali saat ini banyak dari kita sedang sibuk menimbang hendak bagaimana menggunakan senjata itu. Atau justru telah sibuk menjalankan konsekuensi dari sabetan senjata itu.
Sementara, sebagian kita yang lain--yang belum pernah memegang senjata itu--mungkin sedang giat menyusun sebuah buku sebagai alat tukarnya, atau bahkan sedang ngenes seperti saya: rindu kalian bully.

"Bully aku, Kakkk.. Bully aku." Hahaa

Apapun itu, saya akan mencoba paham. Bahwa hidup bukanlah untuk terus berpijak di satu tempat, meski itu nyaman dan aman. Pun dengan depan kelas kita yang 'nyaman' dan 'aman' itu.
Kita mesti berpindah untuk segala sesuatu yang lain, yang jauh menunggu di luar sana.

Sampai jumpa di luar sana. Tunggu keberanian saya menyusul kalian.
Sampai jumpa di ngalorngidul yang lain, yang entah akan kapan.